Jumat, 13 Maret 2015

POHON SIDROTUL MUNTAHA



Pohon Bidara

*“Saya mendatangi Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam untuk masuk Islam maka Nabi memerintahkan kepadaku untuk mandi dengan air dan daun bidara”. (HR. Ahmad, Abu Daud,An-Nasa`i, At-Tirmidzy )

*Ummu Athiyah r.a berkata :“Rasulullah masuk kepada kami ketika kami sedang memandikan putri beliau seraya bersabda: ‘Mandikanlah dengan siraman yang ganjil yaitu tiga kali,lima kali tujuh kali atau lebih banyak dari itu-jika kamu memandang perlu-dengan menggunakan air dan daun bidara,berilah kapur barus di akhir kalinya.

Penjelasan karomah pohon bidara

pohon bidara adalah merupakan salah satu pohon yang diberkahi dari diantara beberapa pohon-pohon yang diberkahi oleh Allah.

Allah menyebut pohon bidara ini didalam Alqur`an dengan sebutan pohon SIDR.

pohon ini diceritakan didalam Alqur`an disurat Al-Waqi`ah,surat As-Saba` dan surat An-Najm.

induk dari pohon bidara ini,menurut Rasulullah berada dilangit ke 7 hingga menjulang sampai dibawah Arasy dan pohon ini disana bernama pohon SIDROTUL MUNTAHA.

dinamakan pohon sidrotul muntaha karena tidak ada pohon yang lebih besar dijagat semesta raya ini kecuali pohon sidrotul muntaha.

dimana dedaunannya saja,jumlahnya sebanyak bilangan hitungan seluruh mahluk.


sebagaimana telah diriwayatkan dalam sebuah hadist dari Ka’ab Al-Akbar:

sesungguhnya Allah telah menciptakan pohon di bawah Arasy (yaitu pohon sidrotul muntaha)dan di atas pohon itu tumbuh dedaunan yang jumlahnya sama dengan bilangan seluruh makhluk dan ketika telah sampai ajal seorang hamba dan umurnya hanya tersisa 40 hari.

maka,daun itu akan jatuh di atas tempat dimana malaikat Izra’il berada disitu.

maka,ia pun akan paham,sesungguhnya ia telah di perintah untuk mencabut nyawa dari orang yang memiliki nama pada daun itu.

setelah jatuhnya daun itu.maka,seluruh malaikat mulai saat itu menamakan (menyebut) orang itu dengan nama MAYYIT di alam langit.

orang yang namanya tercatat dalam daun itu disebut mayit oleh para malaikat mulai saat itu,padahal ia masih hidup di atas hamparan permukaan bumi selama empat puluh hari lagi”.

sedangkan menurut Ibnu Mas’ud bahwa dinamakan sidrotul muntaha karena semua ketetapan Allah yang turun,pangkalnya dari sana dan semua yang naik,ujungnya ada di sana.(Ta’liqat ‘ala Shahih Muslim)
dan sedangkan menurut para mufasir dinamakan sidrotul muntaha karena ilmu malaikat puncaknya sampai di sini,tidak ada yang bisa melewatinya kecuali Rasulullah.

adalah tatkala ketika Nabi memandang ke atas ke sekeliling Sidrotul Muntaha dengan cabangnya yang besar-besar serta daunnya yang sangat lebar .

di atas tiap-tiap lembar daun duduk seorang malaikat , ada yang mengucap "Allahu Akbar-Allahu Akbar" ,ada juga yang mengucap "Subhanallah-Subhanallah" , ada pula yang mengucap "Alhamdulillah-Alhamdulillah" , dan ada juga dengan kalimat zikir dan tasbih yang lain.

begitulah yang Nabi lihat di atas tiap-tiap lembar daun itu,di bawah tiap- tiap lembar daun itu tertulis nama-nama orang.

nama orang itu siapa , bin apa , umur berapa , kapan sampai waktu ajalnya , malam atau siang , dan dimana tempat dia akan mati akhir hayatnya.

apabila orang yang mempunyai nama itu sudah dekat ajalnya maka warna daun berubah menjadi kuning dan di mana detik-detik orang itu akan sampai ajalnya , maka daun itu lepas dari tangkainya lalu malaikat yang duduk di atasnya membawa daun itu kepada Malaikat Izrail.

Khasiat pohon bidara

Abu Waqid al Laitsi (al Harits bin ‘Auf ) berkata :”Kami pergi keluar bersama Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam menuju hunain,waktu itu kami baru saja lepas dari kekafiran (masuk Islam).
ketika itu orang-orang musyrik memiliki sebatang pohon bidara dimana disebut Dzat Anwath,mereka selalu mendatanginya dan menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon itu.

tatkala kami melewati sebatang pohon bidara, kami pun berkata : “Wahai Rosululloh, buatkanlah untuk kami Dzat Anwath sebagaimana mereka mempunyai Dzat Anwath.’

maka Rosululloh Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda : “Allahu Akbar.itulah tradisi (orang-orang sebelum kalian),demi Allah yang diriku berada di tangan-NYA,kamu benar-benar telah mengatakan suatu perkataan seperti yang dikatakan oleh bani isroil kepada Musa: “buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka itu mempunyai sesembahan.” musa menjawab, “Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengerti.” (Q.S. al A’roof (7): 138).Kamu benar-benar mengikuti tradisi orang-orang sebelum kamu.” (H.R. at Tirmidzi, an Nasa-i, Ahmad,Ibnu Hibban, Abu Ya’la,Ibnu Abi Syaibah, ath Thobroni

warid165@gmail.com

Tidak ada komentar :

Posting Komentar